Apakah Anda seorang pengusaha sukses? Atau sedang putus asa karena gulung tikar? Atau Anda seorang karyawan? Atau Anda baru keluar dari pekerjaan dan sedang mencoba mencari peruntungan yang lain? Ataukah Anda seorang yang merasa tidak mampu berbuat apa-apa karena sampai detik ini masih belum mendapatkan pekerjaan?
Anda dapat melakukan apa saja yang Anda inginkan. Anda hanya harus sangat menginginkannya agar dapat mencapai semua keinginan tersebut. Permasalahannya adalah bagaimana agar Anda bisa memiliki rasa “sangat menginginkannya”? Jawabannya adalah carilah inspirasi. Inspirasi seperti apa? Saya akan memberi gambaran kepada Anda melalui sebuah kisah nyata agar Anda mengerti dengan jelas dengan apa yang saya maksud “mencari inspirasi”.
Suatu hari saya berkunjung ke seorang teman. Kebetulan dia sedang dalam keadaan putus asa. Dia baru saja memulai sebuah usaha pertanian. Mungkin karena kurangnya pengalaman dan informasi tentang pertanian, akhirnya menjadi rugi dan lahannya tidak menghasilkan apa-apa. Bahkan ini bukan kerugian yang pertama kali, tetapi 2 kali berturut sehingga membuatnya stress. Modal tinggal sedikit, padahal dia memiliki anak dan istri. Waktu itu saya mulai menceritakan sebuah kisah seorang pelari marathon yang cacat dan berhasil mencapai finish dengan susah payah demi mencapai mimpinya.
Ketika itu 1986 di New York diadakan lomba marathon internasional yang diikuti ribuan pelari dari seluruh dunia. Lomba tersebut berjarak 42 km mengelilingi kota New York. Jutaan orang di seluruh dunia menyaksikan acara ini melalui televisi secara langsung.
Ada satu orang peserta yang menjadi pusat perhatian di lomba tersebut, yaitu Bob Willen. Bob adalah seorang veteran perang Vietnam. Dia kehilangan kedua kakinya karena terkena ranjau saat perang. Untuk berlari dalam lomba itu Bob menggunakan kedua tangannya untuk melemparkan badannya kedepan. Apakah Anda bisa membayangkan apa yang dirasakan Bob pada saat lari sepanjang 42 km menggunakan kedua tangannya?
Lomba pun dimulai. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin ke garis finish. Wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton terus bertepuk tangan mendukung para pelari. 5 km telah berlalu. Beberapa peserta mulai kelelahan, mulai berjalan kaki. 10 km berlalu. Saat ini mulai nampak siapa yang mempersiapkan diri dengan baik, dan siapa yang hanya sekedar ikut untuk meramaikan lomba. Beberapa yang kelelahan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bis panitia.
Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga ke-10, Bob Willen masih berada di urutan paling belakang, dan baru saja menyelesaikan kilometernya yang pertama. Bob berhenti sejenak, membuka kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru, dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya kedepan dengan kedua tangannya.
Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya tak henti-hentinya berseru "Ayo Bob! Ayo Bob ! Berlarilah terus". Karena keterbatasan fisiknya, Bob hanya mampu berlari sejauh 10 km dalam satu hari. Di malam hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya.
Empat hari telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi Bob Willen. Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditempuh. Hingga suatu saat, hanya tinggal 100 meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. Kekuatannya mulai habis. Bob perlahan-2 bangkit dan membuka kedua sarung tangannya. Nampak di sana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang mendampinginya sejenak memeriksanya, dan mengatakan bahwa kondisi Bob sudah parah, bukan karena luka di tangannya saja, namun lebih ke arah kondisi jantung dan pernafasannya.
Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di tengah2 gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang berteriak "Ayo Bob, bangkit ! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu, dan tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis finish telah di depan mata. Cepat bangun ! Jangan menyerah! Cepat bangkit !!!"
Perlahan Bob mulai membuka matanya kembali. Garis finish sudah dekat. Semangat membara lagi di dalam dirinya, dan tanpa sarung tangan, Bob melompat- lompat ke depan. Dan satu lompatan terakhir dari Bob membuat tubuhnya melampaui garis finish. Saat itu meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. Mereka berdiri dan memberi tepuk tangan panjang untuk Bob. Bob bukan saja telah menyelesaikan perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai satu-satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan lari marathon.
Di hadapan puluhan wartawan yang menemuinya, Bob berkata "SAYA BUKAN ORANG HEBAT. ANDA TAHU SAYA TDAK PUNYA KAKI LAGI. SAYA HANYA MENYELESAIKAN APA YANG TELAH SAYA MULAI. SAYA HANYA MENCAPAI APA YANG TELAH SAYA INGINKAN. KEBAHAGIAAN YANG SAYA DAPATKAN ADALAH BERASAL DARI PROSES UNTUK MENDAPATKANNYA. SELAMA LOMBA, FISIK SAYA MENURUN DRASTIS. TANGAN SAYA SUDAH HANCUR BERDARAH-DARAH. TAPI RASA SAKIT DI HATI SAYA TERJADI BUKAN KARENA LUKA ITU, TETAPI TERJADI KETIKA SAYA MEMALINGKAN WAJAH SAYA DARI GARIS FINISH. JADI SAYA KEMBALI FOKUS UNTUK MENATAP GOAL SAYA. SAYA RASA TIDAK ADA ORANG YANG AKAN GAGAL DALAM LARI MARATHON INI. TIDAK MASALAH ANDA AKAN MENCAPAINYA DALAM BERAPA LAMA, ASAL ANDA TERUS BERLARI. ANDA DISEBUT GAGAL BILA ANDA BERHENTI. JADI, JANGANLAH BERHENTI SEBELUM TUJUAN ANDA TELAH TERCAPAI"
Kira-kira 6 bulan sejak pertemuan itu kamI tidak pernah berjumpa. Sampai pada suatu sore dia menelepon saya dengan nada bicara yang jauh berbeda dengan yang dulu. Nada yang bersemangat dan penuh antusias. Yang membuat saya terkejut adalah dia berterima kasih kepada saya. Ternyata cerita yang saya bagikan 6 bulan yang lalu telah menginspirasinya. Dia memiliki semangat yang membara dan sangat ingin membahagiakan istri dan anak-anaknya. Ya, keluarganya adalah inspirasi terbesarnya. Sekarang tanah pertanian yang diolah telah mulai menampakkan hasil. Dan dia berencana akan membuka lahan yang baru agar bisa menghasilkan lebih banyak lagi.
Inspirasi sering memberikan efek yang lebih besar. Anda tidak perlu sukses dalam segala bidang usaha yang Anda kerjakan, tetapi minimal Anda memiliki keberanian untuk menentukan tujuan hidup Anda sendiri, lakukan berjuanglah yang terbaik untuk mencapainya. Carilah inspirasi yang membangkitkan antusiasme dalam diri Anda. Siapapun Anda, apapun profesi Anda, seburuk apapun kondisi Anda saat membaca artikel ini, saya tegaskan kembali kepada Anda;
Anda dapat melakukan apa saja yang Anda inginkan. Anda hanya harus sangat menginginkannya agar dapat mencapai semua keinginan tersebut.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.