Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 20 November 2008

Ruman Idaman Dunia Maya

Bayangkan kita mempunyai sebuah rumah besar milik bersama. Rumah tempat kita bertemu hampir setiap hari dan menjalin keakraban satu sama lain. Siapapun juga bisa datang berkunjung setiap waktu, dan siapapun bisa bergabung menjadi penghuni rumah tersebut setiap saat. Rumah besar itu adalah Dunia Blogger Indonesia.

Memang menyenangkan memiliki banyak sahabat yang sama-sama penikmat Dunia Blogger Indonesia. Tapi tentu kita sadar bahwa tak semua berasal dari usia yang sama. Ada yang berasal dari kalangan mahasiswa tingkat awal kuliah, ada juga yang sudah tingkat supervisor di perusahaan swasta. Ada member yang masih muda belia, ada juga blogger yang sudah senior bahkan mungkin lebih senior daripada ayahnya blogger yang muda belia itu. Malahan ada juga sebagai seorang pemimpin organisasi dan kelompok di institusi yang besar di dunia nyata. Maka dari itu sudah seharusnya kita tahu bagaimana menempatkan diri dalam pergaulan. meskipun dunia maya yang tidak mengenal tatap muka, hendaklah tetap mengedepankan sikap sopan dan etika seperti layaknya pergaulan kita di dunia nyata, meskipun menggunakan bahasa gaul.

Kita juga menyadari, bahwa sahabat blogger tidak semua berasal dari kota yang sama. Artinya, budaya kita bisa berbeda satu sama lain, demikian juga dengan adat dan kebiasaan. Ada pribadi yang sangat serius, ada juga yang humoris dan suka bercanda. Ada sahabat yang ingin belajar dan mencari ilmu di blog, ada pula yang hanya sekedar ingin "have fun" melepaskan kepenatan dari keseharian, dan motivasi ini sah-sah saja. Semuanya kita hargai dan diterima sebagai penghuni rumah. Namun tentu dengan catatan, yaitu saling menghormati satu sama lain. Selanjutnya, dari beragam keberbedaan itu kita selayaknya bersyukur untuk bisa melihat "warna-warni" dan bisa saling belajar satu sama lain. Kita sama-sama bisa menarik benang merah, bahwa kita memang berbeda-beda tapi punya pemersatu, yakni penikmat dan penghuni rumah kita, yaitu Dunia Blogger Indonesia.

Sebagai orang normal yang dewasa dan waras, tentunya kita juga mempunyai rasa malu. Malu jika bertingkah laku seperti orang belum dewasa, malu kalau tidak bisa menempatkan diri dalam pergaulan dunia maya yang luas, dan malu bila masih mencari jati diri dalam bentuk eksistensi semu. Contohnya bisa kita lihat beberapa kejadian terakhir dari oknum-oknum blogger gelap yang berusaha memecah persatuan dan kesatuan bangsa ini dengan cara kotor (pelecehan terhadap agama dan penghinaan terhadap negara). Oleh karena itu, marilah kita menengok diri masing-masing, yaitu siapakah kita, di manakah kita berada, dan bagaimanakah kita harus menempatkan diri serta menjaga kedamaian dan keutuhan rumah kita. Ibarat pakain kotor, pakaian kotor seperti oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan pengecut harus segera dicuci bersih sebelum mengotori rumah kita. Apabila terlalu kotor dan tidak bisa dicuci, terpaksa harus dibuang.

Dalam sebuah rumah, tentu akan tidak nyaman bila melihat ada pakaian kotor berserakan di ruang tamu, atau sangat tidak pantas dan tidak normal jika melihat kompor diletakkan di dalam kamar mandi. Sudah seharusnya kita menempatkan sesuatu pada tempat yang sepantasnya bukan?

Marilah kita membereskan pakaian kotor yang berserakan di ruang tamu dan menyatukannya di keranjang untuk dicuci besok pagi. Malu bila ada tamu datang tapi tempat menerimanya acak-acakan. Jangan lupa, kompor untuk memasak kita kembalikan ke dapur. Panasnya bisa mudah memancing emosi, tetapi jika di dapur panas kompor berguna untuk menyajikan makanan yang sedap untuk disantap bersama. Peace :-)

Previous
Next Post »

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.