Pada suatu hari ada seorang penebang kayu yang kuat ingin melamar pekerjaan kepada pedagang kayu. Dia sudah mengerti bagaimana kondisi kerja yang harus dihadapinya. Sang majikan memberi sebuah kapak sebagai alat untuk menebang pohon di hutan. Karena penebang kayu ini tidak ingin mengecewakan majikan dan ingin menunjukkan pekerjaan terbaik, maka ia bekerja dengan sangat giat.
Di hari pertama dia berhasil pulang dengan membawa 18 batang pohon. “Selamat” kata si majikan. “Kamu telah berkerja dengan sangat baik. Makin giatlah kamu dalam bekerja” ucap sang majikan memberi semangat. Si penebang kayu makin termotivasi dengan pujian manjikkannya. Esoknya dia bekerja lebih giat dari biasanya. Tapi dengan kerja kerasnya hari ini dia hanya bisa menebang 15 batang pohon. Hari berikutnya juga tidak lebih baik dari hari sebelumnya. Kali ini dengan kerja keras dia hanya berhasil menebang 10 batang pohon untuk disetorkan pada majikannya. Si penebang kayu mulai merasa bingung. Kerja kerasnya tidak menaikkan hasil. Padahal dia merasa sudah memberikan yang terbaik, tetapi malah menjadi tidak baik.
Sampai akhirnya dia putus asa dan berniat menemui sang majikan untuk minta maaf. Penebang kayu memutuskan berhenti bekerja karena merasa dirinya telah gagal dalam pekerjaannya. “Bos, saya minta maaf sebesar-besarnya atas pekerjaan saya. Makin hari bukan menghasilkan pohon bertambah banyak, tetapi malah berkurang. Padahal saya sudah berkerja keras dan tidak merasa melakukan kesalahan apapun. Saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan ini” katanya sambil menampakkan ekspresi menyesal. Lalu sang majikan mulai bertanya “Kapan terakhir kali kamu mengasah kapakmu?”. Si penebang kayu sangat terkejut mendengar pertanyaan itu, lalu menjawab “Mengasah?? Saya tidak sempat mengasah kapak karena terlalu sibuk, bos. Saya sibuk menebang pohon….”
Apakah kita terlalu sibuk bekerja sehingga lupa mengasah kemampuan kita? Bekerja keras harus diimbangi dengan mengasah diri terus-menerus agar selalu menghasilkan yang terbaik dalam usaha kita.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.